Ayo Merantau !

Merantau adalah perginya seseorang dari tempat asal dimana ia tumbuh besar ke wilayah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman.


KEUTAMAAN ORANG MERANTAU :
  1. Tangguh.
Orang merantau akan menghadapi banyak tantangan dan kegetiran hidup. Tak ada yang bisa membantu, jika dia tidak berjuang mengokohkan ‘kaki’ mereka sendiri. Karena itu para perantau di seluruh dunia terkenal sebagai kaum yang tangguh, gigih, ulet dan pekerja keras. Semakin ketat persaingan, maka akan semakin kuatlah daya saing. Semakin keras tantangan, maka kian kuatlah daya tahan. Dan di berbagai negara, penggerak roda perekonomian yang sukses didominasi kaum perantau.
2. Berilmu.
Dengan meninggalkan ‘sarang’ akan banyak ilmu, keterampilan  dan pengalaman diperoleh. Berbekal ke tiga hal itulah para pemimpin biasa mendapat inspirasi untuk membangun Bangsa dan mempelopori aneka ragam kebajikan.
3. Lebih bijak.
Tak ada yang bisa membantah, orang-orang yang banyak berjalan ke luar rumah, akan banyak pula dapat menghirup udara segar. Ini tentu ‘kata-kata bersayap’ untuk menunjukkan bahwa perantau pasti lebih berwawasan luas, sehingga dapat berpikir lebih luwes. Para perantau dipandang lebih bisa memahami perbedaan dan lebih bijak dalam menatap permasalahan. Biasanya jarak jelajah kaki, dan jarak pengetahuan serta jarak pandang mata hati, punya korelasi yang signifikan. Begitu pula dalam menatap permasalahan bangsa, perantau bisa lebih jernih, tidak terkontaminasi oleh berbagai kepentingan transaksional yang mungkin terjadi jika berdekatan dengan objek dan subjek masalah.
4. Lebih Terampil.
Dengan melihat beragam gaya hidup  maka secara tak sengaja akan terbentuk ‘kultural transfer’.  Pola pembiasaan yang menjadi peradaban, otomatis akan terakumulasi segala kelebihan masing-masing budaya. Dengan demikian memacu kreativitas perantau mengadopsi segala keunggulan, sehingga mereka lebih cepat menjadi manusia yang berkualitas dan terampil.
5. Mandiri.
Biasanya di tanah kelahiran yang digadang-gadang kaya dengan sumber daya alam, segala sesuatu sudah tersedia dengan nyaman. Apalagi jika terpaku pada lagu “Kolam Susu” Koesplus. “Tongkat    dan    batu bisa jadi tanaman”. Jadi buat apa bersusah payah menanam?, toh semua tinggal memetik. Tapi tidak demikian dengan perantau, dengan ketiadaan yang melayani, yang menggaransi, membuat orang terlatih untuk mandiri. Tidak tergantung pada apa dan siapapun. Kemandirian ini, kelak menjadi modal dasar membangun kepercayaan diri dan harga diri.
6. Lebih Nasionalis.
Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang hampir selalu menyertakan hati dalam setiap gerak langkahnya, maka watak sentimental perantau adalah “Rindu Kampung Halaman”. Lalu berbekal rasa rindu inilah akan lahir rasa cinta yang lebih dalam, dan penghargaan yang tinggi terhadap ranah kelahiran, akar kehidupan, yaitu tanah air pusaka. Percayalah, peringatan hari kemerdekaan RI akan jauh lebih terasa ‘patriotik melankolik’,  jika kita sedang tidak berada di tanah air. Lagu Indonesia Raya dan Syukur terasa lebih menghujam kalbu jika dinyanyikan di rantau jauh.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top