doc.pribadi |
Masa awal
kedatangan merupakan saat-saat dimana kamu harus beradaptasi dengan berbagai hal. Mungkin
kalian akan mengalami jetlag, dan kondisi
tubuh belum bisa beradaptasi dengan suhu di Negara tersebut, ditambah lagi
makanan-makanan lokal yang menurutmu ga enak. Tulisan ini bukan untuk menakut-nakuti atau meyurutkan semangat teman-teman 'para pemburu beasiswa'. Justru kendala-kendala dibawah ini agar kalian mempersiapkan mental dan bekal yang lebih matang sebelum memutuskan untuk berangkat studi ke luar negeri. Kendala atau rintangan apa aja sih yang akan kamu lalui diawal kedatangan?
1. Kendala Bahasa
Tidak bisa dipungkiri bahasa
merupakan merupakan faktor penting ketika kita hidup diluar negeri. Dengan
bahasa, kita bisa lebih mudah bergaul dengan teman- teman dan mempermudah kita menjalani studi di bangku perkuliahan. Apalagi jika Negara yang menjadi tujuan kita tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Kalau sudah begitu, bisa dipastikan sebagaian penduduk Negara tersebut jarang ada yang bisa berbahasa
Inggris.
Solusi:
Usahakan kalian sudah belajar terlebih dahulu beberapa kosakata yang penting
dalam bahasa Negara yang dituju. Misalkan, kata Ya, Tidak, Tolong, Maaf, dan Terima Kasih
menjadi kata-kata yang wajib kamu hafal sebelum berangkatan. Usahakan kamu
sudah mengenal huruf atau dapat membaca huruf dari bahasa tersebut. Jadi, kalau
kamu tiba-tiba salah arah atau kesasar kamu bisa baca petunjuk di jalan.
2. Beradapatasi dengan Sesama Mahasiswa
Diawal kedatangan, beradaptasi dengan teman-teman sesama mahasiswa juga menjadi kendala sebagaian mahasiswa yang kuliah di luar negeri. Perbedaan Negara, bahasa, agama dan budaya kadang menjadi faktor sulitnya beradaptasi. Dari teman sekamar yang kurang menghormati kalian, sampai di bangku perkuliahan harus berteman dengan mahasiswa lokal yang kurang welcome dengan mahasiswa asing. Kalau sudah begini, biasanya rasa tidak betah 'mengahantui' kalian.
Solusi: Hormatilah teman-teman dan roomate yang berbeda Negara. Jika kamu muslim, sementara teman sekamar non-muslim, dan sebaliknya. Jelaskan kepada mereka tata cara dan jam-jam ketika kamu akan beribadah. Usahakan kalian memiliki perlengkapan memasak sendiri dan tidak saling bertukar peralatan dapur. Kamu juga harus menghormati ketika mereka sedang beribadah. Jika teman sekamar sering membawa lawan jenis ke kamar. Sampaikan secara baik-baik ke mereka, jika masih ‘mengeyel’ laporkan ke pengurus atau kepala asrama. Dan mintalah untuk pindah kamar dengan teman sekamar yang lebih baik.
Usahakan kamu memiliki pemikiran yang terbuka dan saling menghormati kebudayaan dari negara lain. Namun kamu juga harus memiliki prinsip agar tidak mudah terpengaruh dengan pergaulan yang negatif.
3. Cuaca dan Suhu yang Ekstrem
Jika di Indonesia, kita sudah
terbiasa dengan jam yang teratur, matahari terbenam sekitar pukul 6 sore dan
terbit sekitar pukul setengah 6 pagi, dan suhu paling rendah sekitar 25-an
derajat Celcius. Di Eropa atau negara-negara empat musim yang menjadi tujuan
studimu. Siap-siap saja harus beradaptasi dengan jam yang berubah mengikuti
musim. Cuaca yang bisa dibilang ekstrem.
Apalagi suhu di negara tersebut dapat berubah-ubah setiap hari maupun jam. Tubuh kamu harus bersiap
mengalami perubahan suhu yang drastis.
Solusi :
Bawalah dan persiapkan pakaian yang sesuai dengan musimnya. Ketika kalian tiba
pada saat musim semi atau dingin. Pakailah pakaian yang tebal dan hangat,
karena tubuh belum bisa beradaptasi dengan suhu tersebut. Jangan lupa
membawa obat-obatan dari Indonesia. Seperti minyak kayu putih, obat flu, masuk
angin, dan obat-obatan yang diperlukan.
Ketika akan
keluar rumah, cek terlebih dahulu suhu diluar melalui google atau aplikasi pembaca weather di hape, berapa suhu saat itu
dan berapa suhu ketika kita pulang nanti. Misalkan : pergi siang hari suhu
+5 dan pulang malam hari suhu -1 C. Pastikan pakaian yang kita pakai hangat dan
bisa melindungi tubuh kita dari suhu -1 tersebut. Perhatikan juga apakah cuaca akan
cerah, hujan atau bahkan turun salju. Jangan sepelekan baju apa yang kamu
pakai, karna kalau nanti kamu sakit akan lebih berbahaya. Jangan buat khawatir
orang tua dan keluarga di Indonesia. :)
4. Makanan yang Hambar
Makanan merupakan hal yang sangat krusial bagi sebagian mahasiswa yang bertahan hidup diluar negeri. Kita sudah terbiasa makan masakan khas Indonesia dengan berbagai tambahan bumbu dengan cita rasa yang nikmat. Sementara makanan ala Eropa tidak terlalu menggunakan banyak bumbu. Di awal kedatangan, biasanya mulut kita belum terbiasa dengan makanan lokal.
Solusi: Bawalah bumbu-bumbu instan, makanan instan seperti abon dan mie instan dari Indonesia. Jika ingin makan siang bisa di kantin kampus. Tambakan garam atau lada sendiri yang tesedia diatas meja. Biasanya rasa makanan di kantin akan terasa hambar, karena mulut masih belum terbiasa memakan makanan ala Eropa tersebut. Jangan sampai kita menjadi sulit makan, karena dengan suhu yang rendah, tubuh membutuhkan asupan makanan yang bergizi. Perbanyakah minum susu dan makan makanan yang sehat.
Seiring berjalannya waktu, belajarlah memasak. Selain lebih hemat, kalian bisa memakan makanan sesuai selera lidah kalian. Biasanya bumbu-bumbu dapur tersedia di toko dalam kemasan instan dan berbentuk bubuk.
5. Kendala Keuangan
Sebagai mahasiswa, uang menjadi faktor penting
kita dalam bertahan hidup dinegeri orang. Jika mahasiswa rantau masih dalam batasan kota
atau masih di dalam negeri, kemungkinan mereka masih bisa meminjam kawan atau
teman satu kost. Bayangkan untuk mahasiswa diluar negeri dimana kamu harus
bertahan hidup sendiri di sebuah kota yang tidak ada mahasiswa Indonesianya. Suatu
ketika kartu ATM kamu ‘tertelan’ oleh mesin ATM. ‘Musibah’ seperti ini sudah
biasa dialami oleh mahasiswa di luar negeri. Apalagi jika ATM tertelan ketika uang bulanan datang,
sementara uang ditangan sudah habis. Kamu harus hidup seadanya deh :(
Solusi: Jagalah
baik-baik dompet dan paspor kalian dimanapun kalian berada. Bahkan ketika di
dalam kamar sekalipun. Usahakan membawa dua kartu ATM ketika berangkat dan jangan
lupa aktifkan internet banking.
Siapkan
uang cash 10 sampai 50 dollar. Simpan ditempat yang aman dan anggap uang
tersebut ‘uang mati’. Uang tersebut dapat kamu gunakan untuk bertahan hidup
minimal seminggu sampai sebulan jika tiba-tiba ATM kamu tertelan. Sambil
menunggu kiriman kartu ATM baru dari keluarga di Indonesia. Usahakan tidak
meminjam uang dari teman Negara lain, karna akan memberi cap buruk bagi kamu
maupun nama Indonesia. Kecuali jika teman tersebut sudah mengenal kamu cukup
lama, dan bisa memahami kondisi kamu ;)
Itulah beberapa kendala yang biasa dialami oleh sebagian mahasiswa yang studi di luar negeri. Kendala tersebut bukan hanya terjadi diawal kedatangan, bahkan bisa saja selama masa studi. Namun seiring berjalannya waktu, kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Semoga tidak ada lagi teman-teman yang putus ditengah jalan atau menyerah sebelum selesai masa studinya dan kembali ke Indonesia. Semoga kalian bisa melewati
semua rintangan dan hambatan diatas, kelak kemampuan surviving
kalian akan sangat berguna dikemudian hari. :)
Salam,
-Nadia Mutia Rahmah
Nice share mba Nadia...
ReplyDeleteSalam hangat kami dr York city, UK
Wah terima kasih,
DeleteSalam juga dari saya di Voronezh, Rusia ;)
Sering2 update blog dong kak, suka sama blognya!
ReplyDeleteDi Follow ya biar langsung update setiap artikel baru :)
Deletemantapppppp mbak Nad
ReplyDeletesalam hangat dari Oryol City
Wah..ga mainstream banget ya kuliah di Russia..keren :)
ReplyDeleteSalam dari Osnabrück (Jerman)